Rabu, 27 April 2011

RPJM Kab. Sukabumi 2010-2015

Bab 1 Pendahuluan download disini
Bab 2 Gambaran Umum dan Kondisi Daerah download disini
Bab 3 Visi dan Misi download disini
Bab 4 Strategi Pembangunan Daerah download disini
Bab 5 Pendanaan Daerah download disini
Bab 6 Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan download disini
Bab 7 Penutup download disini

Minggu, 24 April 2011

Gambaran Umum Kab. Sukabumi

Kabupaten Sukabumi mempunyai  luas daerah 4.128 km2 atau 14,39 persen dari luas Jawa Barat, Dari tahun 2005 sampai tahun 2008 Kabupaten Sukabumi mengalami pemekaran kecamatan dari 45 menjadi 47 kecamatan, pemekaran desa dari 345 desa menjadi 363 desa dan 4 kelurahan. 

Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2007 tercatat sebanyak 2.391.736 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,74 %. Komposisi penduduk menurut gender laki-laki sebanyak 1.199.698 jiwa (50,2 %) dan penduduk perempuan sebanyak 1.192.038 jiwa (49,8 %).  Berdasarkan struktur umur, komposisi penduduk Kabupaten Sukabumi memiliki komposisi usia non produktif  sebesar 44,17 %, meliputi penduduk usia 0 – 19 = 39,48 %, dan penduduk usia di atas 65 tahun 4,69 %.  Sedangkan penduduk usia produktif nya adalah sebesar 55,83 %. Rata rata kepadatan penduduk di Kabupaten Sukabumi mencapai 5,8 jiwa/ ha. Kepadatan penduduk di wilayah utara lebih tinggi dari pada kepadatan penduduk di wilayah selatan .  

Kabupaten Sukabumi memiliki potensi sumber daya alam yang cukup kaya, potensi sumber daya pertanian terutama tersebar di bagian Utara aliran Sungai Cimandiri. Kondisi ini tidak bisa terlepas dari keberadaan Gunung Gede-Pangrango di sebelah Utara dan Gunung Salak di sebelah Barat. Selain karena didukung kondisi lembah dan lereng di kedua gunung tersebut yang melandai ke arah Selatan juga karena kondisi hutannya yang memberi daya dukung iklim dan tata air yang baik sehingga daerah pertanian relatif lebih subur dibandingkan daerah pertanian bagian selatan aliran sungai Cimandiri. 

Dalam sejarahnya, sejak dulu daerah Utara terkenal sebagai penghasil komoditi perkebunan berupa karet dan teh yang sempat memegang peranan penting dalam perekonomian negara di masa lampau. Sementara adanya dukungan tata air yang sangat baik, menyebabkan daerah utara berkembang menjadi daerah persawahan, usaha tani sayur mayur, peternakan dan budidaya ikan air tawar yang cukup potensial. Potensi sumber daya pertanian lain yang juga terdapat di Kabupaten Sukabumi adalah kehutanan. Sebaran kawasan hutan di Kabupaten Sukabumi terdapat di beberapa kecamatan, dengan pengelompokan besar terdapat di Sukabumi-Sukaraja bagian Utara, Cicurug – Parungkuda – Parakansalak –Kalapanunggal – Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Surade – Jampangkulon – Kalibunder – Lengkong – Tegalbuleud – Cidolog – Sagaranten dan Nyalindung. 

Potensi geologi pertambangan Kabupaten Sukabumi antar lain sumber panas bumi di daerah Gunung Salak dan Cisolok, bahan tambang dan bahan galian emas, perak, batu-bara, pasir kwarsa, marmer, pasir besi, bentonit, teras, batu gamping, tanah liat dan lain-lain. Potensi sebagian sumber daya tambang tersebut tersebar di bagian selatan aliran sungai Cimandiri. Beberapa wilayah yang memiliki potensi sumber daya tambang tersebut diantaranya adalah: Wilayah Cibadak (meliputi batu bara, kaolin, marmer, batu apung, tras, batu hijau dan batu sirap), Wilayah Palabuhanratu (batu gips, marmer, batu sela, dan batu sirap), wilayah Jampangtengah (fosfat, mangan, lilin, batu merah dan batu sirap), dan wilayah Jampangkulon (besi, titan, mas, batu gips, tembaga dan asbes). 

Potensi sumber daya pesisir dan kelautan Kabupaten Sukabumi terutama tersebar di 7 (tujuh) wilayah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, yaitu sepanjang ± 117 km yang memanjang dari wilayah kecamatan Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud. Adapun jenis potensi sumber daya pesisir dan kelautan yang ada antara lain : perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, penyu, bahan tambang dan mineral, serta pariwisata. Sejauh ini, pemanfaatan pesisir dan kelautan di wilayah Kabupaten Sukabumi, selain dimanfaatkan untuk pariwisata pantai, juga pelabuhan nelayan sebagai sarana bagi penangkapan ikan. Daerah Palabuhanratu dan sekitarnya yang saat ini menjadi pusat kunjungan wisata, merupakan titik tumbuh dalam pengembangan daerah wisata pantai di bagian Selatan Sukabumi.

Minggu, 17 April 2011

Jelang Penetapan Perda RTRW Kab. Sukabumi (2)

Galeri Maket Tata Ruang Jakarta

Disarikan dari www.beritajakarta.com

Untuk memberikan pemahaman luas dan detail tentang proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan tata ruang Provinsi DKI Jakarta kepada warga Jakarta, Pempov DKI Jakarta meresmikan pendirian Jakarta City Planning Gallery (JCPG) pada 29 januari 2010.

JCPG merupakan karya Dinas Tata Ruang DKI Jakarta yang dipersembahkan kepada Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo untuk diserahkan bagi warga Jakarta agar terlibat langsung dalam penataan ruang kota Jakarta. JCPG diresmikan secara langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, sebagai tanda galeri tersebut dibuka untuk umum.

Dalam proses pembangunannya, Dinas Tata Ruang DKI Jakarta mempersiapkan JCPG sejak tahun 2008 hingga tahun 2009 yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 3 miliar dari APBD DKI Jakarta. Anggaran diantaranya dimanfaatkan untuk pembuatan maket sebesar Rp 1,7 miliar, terdiri atas maket utama dengan ukuran 3 x 6 meter, maket monochrome berukuran 1 x 5 meter, tiga maket kecil dengan ukuran 1 x 1 meter.

Kemudian untuk pengadaan sistem informasi dan teknologi dialokasikan sebesar Rp 500 juta, diantaranya untuk lima monitor TV dan enam PC komputer yang memuat informasi mengenai tata ruang DKI Jakarta mulai dari proses perencanaan, pembangunan hingga pemanfaatannya. Selain itu, anggaran juga digunakan untuk ruang JCPG sebesar Rp 600 juta.

JCPG akan terbuka untuk umum dan bagi pengunjungnya akan dibebaskan dari biaya tiket masuk alias gratis. Galeri dibuka setiap hari (Senin-Minggu) pada jam 08.00 hingga 16.00.

Selain memamerkan maket dan foto-foto tata ruang DKI Jakarta sejak tahun 1965 hingga gambaran rencana tata ruang DKI pada 2030, galeri ini juga dilengkapi dengan fasilitas ruang diskusi yang mampu menampung sebanyak 40 orang serta ruang perpustakaan yang memiliki ratusan buku referensi tentang perencanaan tata ruang, arsitektur dan tata kota. Kedua ruangan tersebut terletak di luar galeri yang juga dapat diakses oleh umum dan gratis.

JCPG akan dijadikan sebagai wahana pembelajaran bagi masyarakat Jakarta untuk memahami dan mencintai kota Jakarta. Warga Jakarta dari seluruh lapisan sosial dan tingkat pendidikan dapat melihat kota Jakarta melalui maket dan data lainnya sebagai informasi yang terintegrasi yaitu dari proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian rencana tata ruang wilayah DKI Jakarta.

Namun karena luas ruangan yang terbatas maket utama yang berukuran 3 x 6 meter belum dapat menggambarkan secara detail pembangunan dan rencana pembangunan di lima wilayah kotamadya. Melainkan baru menggambarkan detail pembangunan dan perencanaan pembangunan di kawasan pengembangan yang paling utama di Jakarta, seperti di kawasan Sudirman-Thamrin, Gatot Subroto, MT Haryono, Monas, Senayan, dan Banjir Kanal Barat.

Di atas maket utama sudah tergambarkan pembangunan banjir kanal barat (BKB), mass rapid transit (MRT) tahap I rute Lebakbulus-Dukuhatas, jalan elevated Jalan Satrio dan Tanahabang serta gedung-gedung tinggi yang sudah dibangun dan akan dibangun di kawasan tersebut.

Selain itu, ada juga tiga maket kecil yang menggambarkan panduan tata kota di sentra primer barat dan timur serta foto-foto berisikan data tata kota DKI Jakarta yang terbagi dalam empat tahap yaitu tata kota DKI Jakarta tahun 1965-1985, tahun 1985-2005, tahun 2005-2010 dan 2010-2030.

Berdasarkan informasi Wiriyatmoko, Kepala Dinas Tata Ruang DKI, hampir setiap harinya sekitar 100 orang datang ke Kantor Dinas Tata Ruang untuk meminta informasi mengenai tata ruang kota Jakarta.

Dengan kehadiran galeri ini, diharapkan dapat mengubah paradigma lama yang belum melibatkan langsung partisipasi masyarakat terhadap perencanaan dan pembangunan kota Jakarta. Turut berpartisipasinya masyarakat dalam menentukan tata ruang dan tata kota di Jakarta, akan mewujudkan visi kota Jakarta sebagai kota jasa yang nyaman, sejahtera, dan berkelanjutan.

Pendapat anda mengenai blog ini:

Profil

Foto saya
Palabuhanratu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia
Bertukar pikiran, usul, saran, pendapat, informasi semoga semakin mudah terlaksana dengan hadirnya blog kami ini